Kuliah S2 desain di TU Delft Belanda dengan beasiswa penuh (part 2/3: Beasiswa)

Blog sebelumnya part 1 Motivasi (membaca part 1 direkomendasi sebelum membaca part 2 hehe)

Jadi tahun lalu aku diajak Fadhil si penerima beasiswa LPDP yang kece buat ngobrol tentang beasiswa yang aku dapat di TU Delft. Ini link videonya. Dan aku juga sempat berbagi pengalaman lewat Youtube Indonesia Mengglobal.

Banyak yang bingung bagaimana caranya mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2. Beberapa pertanyaan masuk ke kolom inbox sosial mediaku. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, aku membuat informasi seputar FAQ (Frequently Asked Question):

1. Pengalamanku

Perjalanan mendapatkan beasiswa buat aku gak gampang. Ada banyak orang yang bisa mendaftar kuliah dan beasiswa dibanyak tempat, namun berhubung fokus/minat aku itu lumayan dipahami, maka aku hanya mendaftar program yang benar-benar aku butuhkan. Akibatnya, aku mendaftar hanya di beberapa tempat. Namun, tentu saja kebutuhan tiap tahun akan berubah.

Nah, berikut daftar tempat kuliah dan beasiswa yang aku daftar:

  • Chiba University + paket Monbugakusho 2017 awal -> failed
  • Fulbright 2017 -> failed
  • Aalto University 2017 dan New School Parson 2017 akhir -> terhenti karena ga ada beasiswa, hilang dari list LPDP. Padahal tinggal kirim berkas.
  • TU Delft & beasiswa kampus (pendaftaran 150 euro) -> keterima, tapi dapat beasiswa 5,000 euro saja.
  • TU Eindhoven 2017 (pendaftaran 150 euro) dan beasiswa ALSP -> Keterima tapi ga dapat beasiswanya
  • Beasiswa Stuned (Belanda) 2018 -> failed

Banyak banget list kuliah lainnya yang ingin didaftar, tapi ngga ada daftar beasiswanya. Yah ikhlaskan saja.

Di step ini aku udah mulai nyerah, pengen fokus kerja aja deh. Tapi sayang sertifikat IELTS nganggur. Yaudah daftar ulang! Iseng-iseng aja sekarang sambil menekuni pekerjaan di Jakarta.

  • Beasiswa Invest Your Talent in Italy (target kuliah di Polimi) pertengahan 2018 -> Ga ada kabar
  • Fulbright 2018 -> failed
  • Re apply TU Delft 2018 akhir (bayar 150 euro)-> Keterima dengan beasiswa.

Kenapa ngga daftar LPDP?
Karena waktu mau daftar, kebijakkan LPDPnya berubah, list universitasnya berkurang haha. Jadi nggak sempat daftar.

Kira-kira apa yang berubah? Kenapa akhirnya bisa dapat beasiswa padahal tahun sebelumnya ditolak.
Tulis motivation letter dengan optimisme, tetapi yang kedua udah nggak ngarep. Riset lebih dalam, “Apakah ini yang aku mau dan layak aku dapatkan?” Lalu aku membuat esai lebih personal dan mendapatkan rekomendasi dari supervisorku sebelumnya.

Beasiswa yang di dapat:
Aku mendaftar beasiswa bernama Justus en Louise van Effen Scholarship. Tiap tahun ada aja orang Indonesia yang dapat ๐Ÿ˜€ Prosesnya ngga begitu ribet, waktu daftar TU Delft, aku upload berkas tambahan (esai). Daftarnya harus sebelum tanggal 1 Desember. Pengumuman LOA sebelum bulan Maret dan pengumuman beasiswa ada di bulan Maret. Kadang-kadang bisa diberitahu di bulan lain jika masuk ke dalam waiting list. Kalau ngga keterima di beasiswa ini, masih ada chance untuk dapat beasiswa lainnya dari TU Delft. Ini adalah beasiswa penuh dari TU Delft dengan total 60,000 euro (tuition fee 2019-2021= 37,500; living cost= 22,500 (937,5 euro/bulan)). Perfakultas hanya ada 2-3 slot, tergantung dari kebijakkan fakultas. Cukup untuk hidupkah? Cukup, tapi harus sangat irit berhubung aku mendapatkan housing yang cukup mahal. Perhatian, beasiswa ini merit based dan ketat, jadi pastikan kalian masuk dalam kualifikasi yang mereka cari. Misalnya IPK kalian 3.00, kalian ngga bisa daftar karena minimal IPK 80% dari total nilai, artinya minimal IPK 3.20. Apa yang dicari dari pemberi beasiswa? Coba baca baik-baik briefnya di halaman pemberi beasiswa. Ketentuannya apa aja? baca juga di halaman beasiswanya. Ini berlaku untuk semua program beasiswa yang ingin kalian daftar.

Biaya hidup saya yang pas-pasan tapi sangat bersyukur:

Biaya pokok -> Housing = 500 euro; asuransi = 53,55 euro; total 553,55 euro

Sisa 383,95 euro. Hehe. Makananku sekitar 200 euro, ditambah xxx euro untuk kebutuhan lainnya seperti alat masak, kebersihan, transport, dan biaya tak terduga yang jumlahnya tidak menentu.

Keliatannya ngga cukup kan? Ya, memang ga kecover semua, belum lagi urus visa dan penerbangan. Ada tips untuk mensiasatinya agar bisa hidup dengan uang yang diberikan (misalnya temanku dapat housing yang harganya 400 euro atau apply asuransi yang lebih murah), tapi first of alljangan takut untuk mendaftar beasiswa dan ngerasa gak mau/bisa nombok. Karena menurutku sayang banget sih“.

Ya, memang sampai sekarang aku masih nombok, tapi anggap aja itu investasi. Kuliah itu investasi, guys. Kalau benar-benar ga punya uang, coba berusaha cari cara, misalnya kerja dulu? atau cari funding lainnya dari Indonesia? Jangan dipusingin banget. Ingat… Yang penting niat kuliah.

Yang penting niat kuliah.

Tapi aku ga hanya tinggal diam dan belajar disini, aku juga mencari part-time job. Baik di kampus maupun di luar kampus. Btw gak semua orang bisa melakukan hal ini, karena kegiatan kuliah sudah pusing. Ini kadang-kadang aja aku lakukan. Sempat juga jadi pembicara, dan itu dibayar. Jadi, untuk menutupi pengeluaran lainnya seperti buku, baju, atau uang jalan-jalan, aku menggunakan uang tabungan yang aku dapat dari kerja part-time disini. Bela-belain pulang malem dan kadang kecapaean banget. Namanya juga hidup. Nikmatin aja ๐Ÿ˜‰

2. Tips Merencanakan

Planning itu penting banget! Banyak banget dokumen yang perlu dipersiapkan, mulai dari legalisir ijazah dan transkrip berbahasa Inggris, sertifikat bahasa Inggris, surat rekomendasi, motivation letter, curricullum vita, portfolio (untuk desain dan arsitektur), dan dokumen lainnya. Tiap program berbeda-beda ketentuannya. Jangan lupa catat deadlinenya!! Kalau bisa bikin timeline supaya nggak ke skip.

Waktu dulu aku dibantu juga oleh tim Indonesia Mengglobal, kece pisan.

3. Tips Mencari

Bagi kamu yang mau kuliah di Belanda, kamu bisa ngecek website ini www.grantfinder.nl atau mencari list beasiswa yang ditawarkan dari kampus yang kamu minati. Ada juga program Erasmus Mundus +, Nuffic Neso, dll.

Tips terpenting dari mencari adalah rajin buka internet dan membaca.

4. Prinsip Dasar

Sebetulnya mendapatkan beasiswa ini butuh kemampuan untuk mengelaborasi rencana hidup, penelitian, minat, kontribusi, dan program studi yang ditawarkan. Untuk membuat suatu rencana dan motivasi, butuh waktu yang tidak sebentar. Maka dari itu persiapkan dari jauh-jauh hari. Tips yang membantu juga adalah coba embracing the ambiguity, mampu menghadapi ketidakpastian. Kadang kita merasa mendapatkan beasiswa mudah, tapi coba untuk mengenal jauh diri sendiri apakah kita layak mendapatkannya?

Oh iya yang gak kalah penting adalah… Banyak teman-teman yang minta motivation letter-ku sebagai contoh. Tapi maaf aku gak bisa kasih ๐Ÿ˜ฆ Bukan hanya karena aku ada kontrak agar tidak menyebar luaskan, namun juga memberi contoh/spoon feed ibarat kasih contekkan ke teman. Hal ini ga baik, karena teman-teman akan bias dan tulisan teman-teman gak akan jadi orisinil. Kedepannya akan berdampak buruk jika diterima, misalnya kesulitan menulis di mata kuliah tertentu dan mengurangi rasa percaya diri. Begitu sih pendapatku. Yah bisa setuju atau tidak setuju.. Tapi itu adalah prinsip jalan ninjaku.

Jangan mendaftar beasiswa hanya karena kamu ingin, tetapi mendaftar karena kamu punya kemampuan/keunikkan serta visi yang sejalan dengan pemberi beasiswa. Hal ini dibarengi dengan motivasi yang tinggi untuk belajar.

FYI aku menulis motivation letter untuk beasiswa JvE tanpa ada proofread dari siapapun sama sekali loh *proud. Karena itu adalah motivation letter terakhir yang aku buat. Justru motivation letter yang di-proofread malah ga keterima. Tetapi motivation letter yang di-proofread membantu banget agar kita tahu kesalahan kita dan dapat membuat motivation letter selanjutnya sendiri. Terima kasih untuk teman-teman yang aku minta tolong proofread esaiku dulu :’) . Jadi kesimpulannya proofread itu penting, kecuali kamu yakin 99% kalau tulisanmu sudah oke.

Kalau ada pertanyaan terkait beasiswa silahkan ditulis di kolom komentar ya ๐Ÿ˜‰ Semoga bermanfaat.

Sampai jumpa di part ketiga (ekspektasi & realita kegiatan belajar di TU Delft Belanda)! Kalau kamu punya pertanyaan, silahkan ditulis di kolom komentar juga ๐Ÿ˜‰


2 thoughts on “Kuliah S2 desain di TU Delft Belanda dengan beasiswa penuh (part 2/3: Beasiswa)

  1. Like your new post! This is a very positive and supportive writing!
    It really encourages readers to pursue their dreams despite all rejections :”) keep inspiring others ,Vivian ๐Ÿ™‚ I purple you!

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.